Oleh Maria Waleng Doren |
Terlalu banyak genangan di setiap pijakan kaki
Membuat jalan tertutup, sampai satu tanda pun tak ada untuk dilalui
Terlalu banyak mata air yang tumpah
Mengalir begitu saja tanpa diminta
selalu ada saja yang jadi korban
Bahkan rumah semut menjadi saksi tiap hancurnya
Lirik hujan terlalu menggoda di telinga sampai lupa pada bencana yang kan datang
Terlalu merdu nyanyian rintik sisa hujan yang menetes di atap rumah sampai tidur terlalu nyenyak
Silau sinar matahari sore di ufuk sana
Bukan pertanda hari akan menjadi baik
Namun langka harus semakin kuat menyabut yang mungkin lebih berat
Awan mencoba tersenyum menghibur namun mata sudah terlanjur layu menanti akan datang
Walau masih di bayang-bayang
*Lamahora 2 april 2023 oleh Maria Waleng Doren, Siswi kelas X IBB
Posting Komentar