(Dari kiri-kanan) Ketua Yayasan Berkat Sabda-Mu, Korwas, Kakan Kemenag, Subkorordinator Pendidikan Keagamaan NTT, Kepala Seksi Pendidikan Kementrian Agama Kabupaten Lembata. |
LEMBATA - Kepala Kantor Kementrian Agama (Kakan Kemenag) Kabupaten Lembata angkat bicara soal kinerja SMAK St. Yakobus Rasul Lewoleba.
Ia mengatakan, kinerja SMAK St. Yakobus Rasul Lewoleba sesungguhnya dapat ditingkatkan jika semua tenaga pendidik memiliki loyalitas dan keprihatinan terhadap setiap program kerja yang telah dicanangkan oleh sekolah. Loyalitas dan keprihatian, demikian ia melanjutkan, dapat diterjemahkan dalam sejumlah sikap, seperti kedisiplinan, rasa tanggungjawab, dan inovasi untuk menciptakan iklim pendidikan yang berkualitas.
“SMAK St. Yakobus Rasul dapat berkembang dan memiliki daya saing dengan sekolah lain jika kita sebagai tenaga pendidik menanamkan sikap loyal. Oleh karena itu, perbaiki karakter dan kinerja kerja kita. Salah satu caranya adalah dengan bersikap disiplin”, tangkas Kakan Kemenag dalam rapat konsolidasi di aula serba guna SMAK St. Yakobus Rasul Lewoleba, Jumad (29/7/2022).
Kakan Kemenag menyebutkan, pada dasarnya, SMAK St. Yakobus Rasul Lewoleba dapat berkembang dengan baik jika semua tenaga pendidik bekerja sesuai dengan visi dan misi sekolah.
Hadir dalam rapat konsolidasi tersebut, Subkoordinator Pendidikan Keagamaan NTT (Bapak Romanus Krikit), Koordinator Pengawas (Korwas) Pendidikan Kabupaten Lembata (Bapak Benyamin Ruing), Kepala Seksi Pendidikan Kementrian Agama Kabupaten Lembata (Ibu Contasia Karmelitas), Ketua Yayasan Berkat Sabda-Mu (Bapak Yakobus Kia), dan para tenaga pendidik SMAK St. Yakobus Rasul Lewoleba.
Rapat konsolidasi tersebut dipimpin langsung oleh Ibu Contasia Karmelitas. Rapat dimulai dengan penjelasan umum terkait sejarah pendirian dan perjalanan SMAK St. Yakobus Rasul Lewoleba oleh Bapak Yakobus Kia. Adapun dua agenda besar yang dibahas, yakni format pengembangan SMAK St. Yakobus Rasul dan komitmen membangun SMAK St. Yakobus Rasul di masa depan.
Bapak Romanus Krikit selaku Subkorordinator Pendidikan Keagamaan NTT berkesempatan memberikan beberapa informasi penting terkait status pendirian SMAK dan peran kementrian agama dalam kaitannya dengan kedudukan SMAK. Selain itu, ia menghendaki peningkatan mutu SMAK sebagaimana selalu disinggung oleh pelaksana tugas Bimas Katolik.
“Kalau SMAK tidak bisa berkembang, maka risikonya bisa fatal. SMAK akan ditutup. Sekarang, Bimas Katolik cukup ketat. Saya berharap agar dengan awasan ini, kita menjadi lebih sungguh bekerja untuk kemajuan SMAK di masa depan”, ungkap bapak Romanus.
Informasi yang disampaikan Bapak Romanus ditambahkan oleh bapak Benyamin Ruing selaku Korwas. Ia memulai penjelasannya dengan terlebih dahulu menggambarkan peranan Korwas dan strategi pengembangan SMAK yang lebih baik.
“Korwas adalah perpanjangan tangan dari Dinas Pendidikan Provinsi. Dalam tugasnya, Korwas melaksanakan fungsi monitoring dan koordinasi. Dengan dua fungsi ini, kami mengharapkan agar ada peningkatan mutu pendidikan di sekolah menengah, salah satunya SMAK,” ungkap bapak Benyamin Ruing.
Rapat konsolidasi berlangsung alot. Peserta diskusi tampak antusias mendengarkan pemaparan materi dari para pembicara. Ibu Kunce Langotukan, salah seorang guru senior di SMAK St. Yakobus Rasul Lewoleba juga berkesempatan menceritakan perjalanan kerjanya selama di SMAK St. Yakobus Rasul. Ia mengeluhkan lemahnya managemen dan sistem kerja di SMAK St. Yakobus Rasul Lewoleba.
“Saya lihat selama ini, managemen dan sistem kerja di sekolah kita belum diatur secara baik. Satu hal inti dalam managemen dan sistem kerja adalah soal transparansi penggunaan uang. Kita berharap, dengan adanya rapat konsolidasi semacam ini, SMAK semakin terbuka untuk mengatur managemen dan sistem kerja.”
Kakan Kemenag sependapat dengan keluhan Ibu Kunce Langotukan. Ia pun mengharapkan adanya penguatan managemen dan sistem kerja SMAK St. Yakobus. Transparansi sebagaimana disinggung Ibu Kunce, jelasnya, menjadi hal yang penting untuk kemajuan SMAK.
Bagi dia, managerial dan sistematisasi kerja sekolah hanya dapat dibangun di atas dasar yang kokoh dan transparan. Ketua Yayasan, Kepala Sekolah dan masing-masing tenaga pendidik harus mengusahakan pembangunan SMAK yang bermutu dan memiliki nilai tawar.
“Orang kenal SMAK kalau dia punya nilai tawar dan karakter yang khas. Karakter sekolah kita apa? Kalau karakternya sama dengan pendidikan di seminari, maka usahakan agar hal itu tecapai. Perbaiki kinerja kalian agar SMAK ini dapat lebih maju,” ungkap Kakan Kemenag.
“Kalian harus menganggap SMAK ini seperti rumah sendiri yang selalu dirindukan setiap hari. Dengan merasa rindu, kalian pasti akan berusaha sekuat tenaga untuk kemajuan SMAK di masa depan,” tambahnya lagi menutupi rapat konsolidasi hari itu. (Defri Ngo)
Para Tenaga Pendidik pada SMAK St. Yakobus Rasul Lewoleba |
❤
BalasHapusMantap
BalasHapusTerus maju, pantang mundur..
BalasHapusPosting Komentar